Jalan-Jalan Murah, Napak Tilas Tempat Wisata Sejarah Kemerdekaan RI - “Tujuh belas agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka, nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia. Mer, De, Ka.” Itulah sepenggal lirik lagu Hari Merdeka yang diciptakan H. Mutahar. Lagu tersebut selalu berkumandang setiap kali peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Jalan-Jalan Murah, Napak Tilas Tempat Wisata Sejarah Kemerdekaan RI
Jalan-Jalan Murah, Napak Tilas Tempat Wisata Sejarah Kemerdekaan RI

Tahun ini, Indonesia merayakan HUT ke-74. Seluruh rakyat Indonesia bersuka cita, memaknainya dengan mengenang kembali perjuangan dan pengorbanan para pendiri bangsa untuk membebaskan bumi pertiwi dari para penjajah.

Buat kamu para generasi milenial sangat penting untuk mengetahui sejarah maupun peran dua tokoh proklamator, Soekarno dan Mohammad Hatta, termasuk rekan-rekannya dalam merebut kemerdekaan. Dengan begitu, rasa nasionalisme akan selalu terpupuk dalam diri dan sebagai generasi muda bisa melanjutkan perjuangan para pahlawan dalam mengisi kemerdekaan.

Jika bosan ikut seru-seruan lomba yang biasa digelar saat momen 17 Agustus, coba deh napak tilas dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang mengisahkan perjuangan kemerdekaan Republik ini untuk mengisi hari libur. Dijamin bikin kamu merinding karena kamu akan terbawa suasana tempo doeloe.

1. Museum Perumusan Naskah Proklamasi 


Jejak perjuangan kemerdekaan Indonesia juga bisa dilihat di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok). Museum yang dulunya bekas kediaman Laksamana Tadashi Maeda ini masih berdiri kokoh di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat.

Di dalamnya mengisahkan detik-detik penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Setiap sudut ruangan mempunyai nilai historikal penting. Mulai dari ruang pertemuan ketiga tokoh tersebut dengan Maeda, merumuskan naskah proklamasi, diorama Sayuti Melik dan Burhanuddin Mohammad Diah saat mengetik teks proklamasi. Naskah proklamasi aslinya juga ada. Hayo siapa yang hafal teks proklamasi?

Jam buka Munasprok:

Senin libur
Selasa-Kamis pukul 08.00-12.00 dan 13.00-16.00 WIB
Jumat pukul 08.00-11.30 dan 13.00-16.30 WIB
Sabtu-Minggu pukul 08.00-16.00 WIB
Harga tiket masuknya dewasa Rp2.000 per orang, rombongan dewasa (min 20 orang) Rp1.000 per orang, anak-anak Rp1.000 per orang, rombongan anak-anak (min 20 orang) Rp500. Sedangkan turis dikenakan Rp10 ribu per orang.

2. Museum Joang ‘45  


Terletak di Jalan Menteng Raya No. 31, Jakarta Pusat, Museum Joang ‘45 atau Gedung Joang ‘45 merupakan saksi bisu kemerdekaan Indonesia. Meski sudah uzur, tapi gedung ini terawat dengan baik.

Museum Joang akan mengingatkan kita pada peristiwa penculikan Bung Karno dan Bung Hatta oleh para pemuda ke Rengasdengklok. Di gedung itulah rencana penculikan disusun. Selanjutnya, para pemuda ini mendorong Soekarno-Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan.

Koleksi sejarah otentik kemerdekaan cukup lengkap di sini. Bahkan pengunjung bisa melihat mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI pertama dengan pelat REP 1 dan REP 2. Ada juga Bioskop Joang 45 yang menayangkan film-film dokumenter perjuangan kemerdekaan.

Buat kamu yang mau nostalgia ke Museum Joang 45, harga tiket masuknya cuma Rp5.000 untuk dewasa, mahasiswa Rp3.000, dan anak-anak Rp2.000 per orang. Museum ini buka dari Selasa-Minggu (Senin libur) pukul 09.00-15.00 WIB.

3. Monumen atau Tugu Proklamasi


Tidak jauh dari Munasprok, kamu bisa ke Tugu Proklamasi. Salah satu destinasi wajib saat napak tilas kemerdekaan. Berdiri di kompleks Taman Proklamasi Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat (dulunya Jalan Pegangsaan Timur No. 56 kediaman Soekarno) kamu bisa melongok tugu petir yang dibangun pada 1 Januari 1961. Tempat dibacakannya naskah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

Di kompleks ini juga terdapat dua obyek penting lain, yakni Tugu Peringatan Satu Tahun Proklamasi dan Monumen patung Proklamator Soekarno-Hatta, dibuat dengan tinggi 4,3 meter dari bahan perunggu. Lengkap dengan tiruan naskah proklamasi terbuat dari marmer hitam.

Sebagai informasi, tugu proklamasi ini dibuka sejak pukul 06.00-21.00 WIB dan gratis untuk umum.

4. Monumen Nasional (Monas) 


Di bagian dasar Monas yang menjadi ikon Kota Jakarta, terdapat Museum Sejarah Nasional. Menampilkan diorama sejarah Indonesia termasuk era kemerdekaan. Sementara di bagian cawan monumen, ada ruang kemerdekaan yang menyimpan naskah asli proklamasi Indonesia.

Teks proklamasi tersebut disimpan di kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan dan akan terbuka diikuti lagu “Padamu Negeri.” Selain itu, bulu kuduk kamu bakal berdiri saat mendengar rekaman suara Soekarno membacakan naskah proklamasi kemerdekaan.

Harga tiket masuk Monas cukup terjangkau. Untuk sampai ke cawan saja, harga tiketnya Rp5.000 (dewasa), Rp3.000 (mahasiswa), dan Rp2.000 (anak-anak/pelajar). Sementara jika ingin sampai ke puncak Monas, melihat pemandangan Kota Jakarta dari atas Monas, dikenakan Rp15.000 (dewasa), Rp8.000 (mahasiswa), serta Rp4.000 (anak-anak/pelajar).

Jam operasional Monas hari Selasa-Minggu mulai pukul 08.00-21.00 WIB. Senin tutup kecuali tanggal merah atau libur nasional.

5. Rumah Persinggahan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok


Kalau kamu ingat peristiwa Rengasdengklok sebelum kemerdekaan, ada nama Djiaw Kie Siong yang sudah terkenal dalam sejarah Indonesia. Ya, dialah pejuang keturunan Tionghoa yang membuka pintu rumahnya untuk persinggahan Soekarno-Hatta saat ‘diculik’ para pemuda untuk mendesak kemerdekaan segera diproklamirkan pada 16 Agustus 2018.

Rumah Djiaw alias Babah terletak di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Rumah tersebut dipenuhi dengan foto-foto Bung Karno dan Bung Hatta. Ada juga kamar yang pernah digunakan keduanya untuk beristirahat.

Rumah Babah kini menjadi cagar budaya dan selalu ramai didatangi pengunjung yang ingin mengetahui sejarah kemerdekaan Indonesia.

6. Rumah Fatmawati Soekarno 


Kediaman Ibu Fatmawati Soekarno terletak di Bengkulu. Di rumah yang masih tertata apik ini masih terdapat mesin jahit sederhana yang digunakan untuk menjahit bendera merah putih. Bendera hasil jahitan tersebut berkibar pada 17 Agustus 1945 diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Saat ini, sang saka Merah Putih yang asli tersimpan rapi di Ruang Kemerdekaan, Cawan Tugu Monas. Menariknya lagi, tempat penyimpanan ini terbuat dari kaca tebal anti peluru.

7. Museum WR Soepratman

Demi mengenang jasa pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, dibangun museum Wage Rudolf (WR) Soepratman di Jalan Mangga No. 21 Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur.

Kamu bisa menelusuri rekam jejak pahlawan nasional ini, melihat koleksi barang milik WR Soepratman, seperti lukisan, foto, biola kesayangannya, sampai tulisan tangan dan teks notasi lagu-lagu karyanya. Museum ini buka gratis untuk umum setiap Selasa-Minggu pukul 09.00-17.00.

Gabung Dengan Komunitas 

Kalau bingung pergi sendirian, kamu bisa gabung dengan komunitas pencinta sejarah dan budaya di Indonesia, contohnya saja Komunitas Historia Indonesia atau lainnya. Biasanya komunitas pencinta sejarah dan budaya ini rutin menggelar program tur napak tilas menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia.

Dengan ikut nimbrung, selain bisa nambah teman, kamu juga dapat bertukar pikiran soal sejarah dan budaya Indonesia. Gabung dengan program tur mereka, hemat lho ketimbang tur perjalanan. Sudah jalan-jalan murah, dan kalau beruntung malah bisa dapat jodoh. Selamat mencoba.

Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: