Lakukan 5 Hal Ini Sebelum Resign Kerja Kalau Gak Mau Dicap Negatif - Apakah saat ini kamu sedang merasa gak betah bekerja, mau resign atau mengundurkan diri dari perusahaan? Mengambil keputusan tersebut bukan perkara mudah, karena perlu pertimbangan matang maupun hal-hal penting lain.
Pada dasarnya tujuan seseorang bekerja adalah untuk memperoleh penghasilan dan dapat memenuhi segala kebutuhan hidup. Dengan begitu, hidup lebih sejahtera. Paling enak berada dalam posisi nyaman. Bekerja di perusahaan oke, gaji besar, bos atau atasan baik, pekerjaannya pun sesuai dengan bidang atau passion.
Tapi mungkin kondisi tersebut hanya dinikmati segelintir orang yang beruntung. Banyak juga yang justru terjebak pada keadaan pekerjaan yang gak nyaman. Entah karena bekerja gak sesuai bidang yang diminati, gaji kecil, bos mengesalkan, rekan kerja yang toxic banget, atau masalah lain. Hal ini memantik rasa jenuh tak berujung, sehingga timbul keinginan resign.
Ada orang yang bertahan demi tuntutan hidup, tapi ada juga semakin tertekan dan akhirnya resign. Mengundurkan diri memang menjadi jalan terbaik bila kamu betul-betul tidak nyaman. Daripada dipaksakan, malah bikin stres kamu sendiri, lebih baik resign toh.
Jika kamu sedang dilanda dilema untuk mengajukan resign, kamu harus melakukannya dengan cara yang tepat. Bila sembarangan, kamu justru akan meninggalkan citra negatif dan akan menyulitkan dirimu sendiri untuk mendapatkan pekerjaan selanjutnya.
Agar proses pengajuan resign kamu berjalan lancar, sebaiknya lakukan 5 hal berikut ini sebelum mengundurkan diri. Hal tersebut dapat mempengaruhi citra dirimu:
Bila kamu bermaksud ingin resign, utarakan hal ini kepada bosmu terlebih dulu sebelum ke HRD. Atasan di sini adalah orang yang bertanggung jawab langsung atas dirimu di perusahaan.
Sampaikan rencana pengunduran diri tersebut, sehingga kamu tidak perlu resign secara sembunyi-sembunyi dan dadakan. Pastinya kamu akan diberondong pertanyaan tentang rencana resign, tapi membicarakan hal ini kepada bos akan membuat bosmu punya banyak waktu untuk mencari penggantimu.
Biasanya kalau kamu anak buah rajin, berprestasi, si bos akan berusaha mempertahankanmu dengan tawaran kenaikan gaji. Si bos akan berjuang untuk mendiskusikannya kepada atasan lebih tinggi atau pemilik perusahaan maupun HRD.
Akan tetapi kalau tekadmu sudah bulat untuk resign, bos yang baik akan rela melepaskanmu agar kamu mendapat pekerjaan yang lebih baik dan sesuai minatmu. Setelah ke bos, prosedur selanjutnya menghadap HRD. Lagi-lagi saat mengutarakan dan menyerahkan surat resign ke HRD, kamu pasti akan mendapat pertanyaan yang kurang lebihnya sama.
Meski sebagian besar penyebab resign adalah karena ketidakcocokan dengan pekerjaan saat ini, sebisa mungkin jangan jadikan alasan tersebut untuk mengurangi kinerjamu. Karena kamu masih tercatat sebagai karyawan di perusahaan tersebut.
Tuntaskan pekerjaanmu hingga masa kerja berakhir.Komitmen menyelesaikan tanggung jawabmu. Walaupun akan keluar dari perusahaan, tunjukkan kamu karyawan yang profesional.
Bila kamu malah malas-malasan, tidak menuntaskan pekerjaan yang menjadi kewajiban, kamu akan meninggalkan kesan buruk di mata bos, rekan kerja, dan perusahaan. Daripada meninggalkan citra negatif, lebih baik kan menjaga profesionalitas agar dikenang sebagai karyawan teladan.
Saat posisimu akan ditinggalkan, bos atau HRD pasti akan langsung membuka lowongan kerja untuk mencari penggantimu. Wajar sih, karena pasti kalau satu orang resign saja, bisa jomplang di divisi tersebut. Kekosongan posisi yang berlarut-larut dapat mengganggu proses kerja dan target perusahaan.
Namanya proses mencari karyawan baru gak mudah buat perusahaan. Semuanya harus dipersiapkan, mulai dari penetapan kriteria pekerja, publikasi lowongan, menyeleksi pelamar, hingga menentukan kandidat terbaik untuk mengisi posisi kosong tersebut. Tentunya proses ini butuh waktu dan biaya.
Jika kamu punya teman sesuai dengan kriteria perusahaan dan orang yang tepat menggantikanmu, sekaligus sedang mencari pekerjaan baru, bisa saja mengusulkan ke bos atau HRD. Siapa tahu sama-sama cocok, sehingga perusahaan gak perlu lagi mencari kandidat baru melalui proses rekrutmen yang berbelit-belit. Di mata perusahaan, kamu pun punya nilai tambah.
Meski kamu sudah tidak nyaman, tapi sebelumnya kamu masuk dan memulai kerja di perusahaan secara baik-baik. Jadi usahakan resign pun dengan cara yang baik dan elegan. Walau bagaimanapun perusahaan tersebut pernah menjadi bagian dari pekerjaanmu, memberimu gaji dan pengalaman.
Sebelum resign, ungkapkan kesan dan pesan yang baik untuk perusahaan, rekan kerja, dan atasan. Gak harus terus-terusan soal yang baik. Kamu juga bisa menyampaikan kritik dan saran untuk kemajuan perusahaan, termasuk dalam menjaga hubungan antara perusahaan dan karyawan.
Perpisahan baik-baik, hubungan silaturahmi dengan seluruh rekan kerja di perusahaan akan terus terjalin dan tidak terputus. Sebab kamu tidak akan pernah tahu hal apa saja yang akan terjadi di masa depan. Siapa tahu ke depan, akan menjadi partner bisnis atau kamu membutuhkan bantuan mereka.
Mengembalikan properti atau barang-barang milik perusahaan harus dilakukan pegawai yang akan resign. Sebab itu barang pinjaman perusahaan untuk mendukung pekerjaanmu selama di perusahaan tersebut, bukan dimiliki secara permanen.
Kembalikan apakah itu barang perusahaan dengan nilai kecil atau besar. Dengan begitu, resign kamu akan berjalan lancar, tanpa halangan, sehingga citra dirimu akan tetap baik.
Pada dasarnya tujuan seseorang bekerja adalah untuk memperoleh penghasilan dan dapat memenuhi segala kebutuhan hidup. Dengan begitu, hidup lebih sejahtera. Paling enak berada dalam posisi nyaman. Bekerja di perusahaan oke, gaji besar, bos atau atasan baik, pekerjaannya pun sesuai dengan bidang atau passion.
Tapi mungkin kondisi tersebut hanya dinikmati segelintir orang yang beruntung. Banyak juga yang justru terjebak pada keadaan pekerjaan yang gak nyaman. Entah karena bekerja gak sesuai bidang yang diminati, gaji kecil, bos mengesalkan, rekan kerja yang toxic banget, atau masalah lain. Hal ini memantik rasa jenuh tak berujung, sehingga timbul keinginan resign.
Ada orang yang bertahan demi tuntutan hidup, tapi ada juga semakin tertekan dan akhirnya resign. Mengundurkan diri memang menjadi jalan terbaik bila kamu betul-betul tidak nyaman. Daripada dipaksakan, malah bikin stres kamu sendiri, lebih baik resign toh.
Jika kamu sedang dilanda dilema untuk mengajukan resign, kamu harus melakukannya dengan cara yang tepat. Bila sembarangan, kamu justru akan meninggalkan citra negatif dan akan menyulitkan dirimu sendiri untuk mendapatkan pekerjaan selanjutnya.
Agar proses pengajuan resign kamu berjalan lancar, sebaiknya lakukan 5 hal berikut ini sebelum mengundurkan diri. Hal tersebut dapat mempengaruhi citra dirimu:
1. Bicarakan keinginan resign pada bos dan HRD
Bila kamu bermaksud ingin resign, utarakan hal ini kepada bosmu terlebih dulu sebelum ke HRD. Atasan di sini adalah orang yang bertanggung jawab langsung atas dirimu di perusahaan.
Sampaikan rencana pengunduran diri tersebut, sehingga kamu tidak perlu resign secara sembunyi-sembunyi dan dadakan. Pastinya kamu akan diberondong pertanyaan tentang rencana resign, tapi membicarakan hal ini kepada bos akan membuat bosmu punya banyak waktu untuk mencari penggantimu.
Biasanya kalau kamu anak buah rajin, berprestasi, si bos akan berusaha mempertahankanmu dengan tawaran kenaikan gaji. Si bos akan berjuang untuk mendiskusikannya kepada atasan lebih tinggi atau pemilik perusahaan maupun HRD.
Akan tetapi kalau tekadmu sudah bulat untuk resign, bos yang baik akan rela melepaskanmu agar kamu mendapat pekerjaan yang lebih baik dan sesuai minatmu. Setelah ke bos, prosedur selanjutnya menghadap HRD. Lagi-lagi saat mengutarakan dan menyerahkan surat resign ke HRD, kamu pasti akan mendapat pertanyaan yang kurang lebihnya sama.
2. Tidak Mengurangi Performa Kerja
Meski sebagian besar penyebab resign adalah karena ketidakcocokan dengan pekerjaan saat ini, sebisa mungkin jangan jadikan alasan tersebut untuk mengurangi kinerjamu. Karena kamu masih tercatat sebagai karyawan di perusahaan tersebut.
Tuntaskan pekerjaanmu hingga masa kerja berakhir.Komitmen menyelesaikan tanggung jawabmu. Walaupun akan keluar dari perusahaan, tunjukkan kamu karyawan yang profesional.
Bila kamu malah malas-malasan, tidak menuntaskan pekerjaan yang menjadi kewajiban, kamu akan meninggalkan kesan buruk di mata bos, rekan kerja, dan perusahaan. Daripada meninggalkan citra negatif, lebih baik kan menjaga profesionalitas agar dikenang sebagai karyawan teladan.
3. Bantu mencari penggantinya
Saat posisimu akan ditinggalkan, bos atau HRD pasti akan langsung membuka lowongan kerja untuk mencari penggantimu. Wajar sih, karena pasti kalau satu orang resign saja, bisa jomplang di divisi tersebut. Kekosongan posisi yang berlarut-larut dapat mengganggu proses kerja dan target perusahaan.
Namanya proses mencari karyawan baru gak mudah buat perusahaan. Semuanya harus dipersiapkan, mulai dari penetapan kriteria pekerja, publikasi lowongan, menyeleksi pelamar, hingga menentukan kandidat terbaik untuk mengisi posisi kosong tersebut. Tentunya proses ini butuh waktu dan biaya.
Jika kamu punya teman sesuai dengan kriteria perusahaan dan orang yang tepat menggantikanmu, sekaligus sedang mencari pekerjaan baru, bisa saja mengusulkan ke bos atau HRD. Siapa tahu sama-sama cocok, sehingga perusahaan gak perlu lagi mencari kandidat baru melalui proses rekrutmen yang berbelit-belit. Di mata perusahaan, kamu pun punya nilai tambah.
4. Tinggalkan kesan baik ke perusahaan
Meski kamu sudah tidak nyaman, tapi sebelumnya kamu masuk dan memulai kerja di perusahaan secara baik-baik. Jadi usahakan resign pun dengan cara yang baik dan elegan. Walau bagaimanapun perusahaan tersebut pernah menjadi bagian dari pekerjaanmu, memberimu gaji dan pengalaman.
Sebelum resign, ungkapkan kesan dan pesan yang baik untuk perusahaan, rekan kerja, dan atasan. Gak harus terus-terusan soal yang baik. Kamu juga bisa menyampaikan kritik dan saran untuk kemajuan perusahaan, termasuk dalam menjaga hubungan antara perusahaan dan karyawan.
Perpisahan baik-baik, hubungan silaturahmi dengan seluruh rekan kerja di perusahaan akan terus terjalin dan tidak terputus. Sebab kamu tidak akan pernah tahu hal apa saja yang akan terjadi di masa depan. Siapa tahu ke depan, akan menjadi partner bisnis atau kamu membutuhkan bantuan mereka.
5. Kembalikan barang-barang perusahaan
Mengembalikan properti atau barang-barang milik perusahaan harus dilakukan pegawai yang akan resign. Sebab itu barang pinjaman perusahaan untuk mendukung pekerjaanmu selama di perusahaan tersebut, bukan dimiliki secara permanen.
Kembalikan apakah itu barang perusahaan dengan nilai kecil atau besar. Dengan begitu, resign kamu akan berjalan lancar, tanpa halangan, sehingga citra dirimu akan tetap baik.
Post A Comment:
0 comments: