Penyakit ini Sering Menyerang Anak-Anak, Kenali Hepatitis A dari Gejala Hingga Penanganannya - Virus Hepatitis A dikenal juga sebagai HAV yang merupakan sebuah virus yang menyebabkan penyakit Hepatitis A. Virus Hepatitis A menyerang organ hati dan menyebabkan peradangan di area tersebut. Hepatitis A rentan menyerang manusia, namun mayoritas pada anak-anak yang usianya kurang dari enam tahun.
Berbeda dengan penyakit hepatitis jenis lain, Hepatitis A jarang menyebabkan organ hati mengalami kerusakan permanen dan dalam jangka panjang. Namun, jika tidak segera ditangani, fungsi organ hati akan berhenti bekerja secara mendadak.
Meskipun penyakit Hepatitis A memiliki tingkat bahaya yang lebih rendah dari Hepatitis jenis lain, penderita tidak boleh menganggap remeh penyakit ini. Oleh karena itu, kenali penyakit Hepatitis A agar penderita mendapatkan penanganan yang tepat.
Penderita penyakit Hepatitis A akan mengalami gejala setelah empat minggu terinfeksi. Namun, tidak semua penderita penyakit ini akan mengalami gejala yang dapat diketahui secara kasat mata.
Untuk gejala awal, penderita biasanya mengalami letih, nyeri otot dan sendi, dan demam dengan suhu tubuh 39° C atau lebih. Penderita juga sering kali merasakan sakit kepala dan batuk disertai mual. Tak jarang pula penderita mengalami sembelit atau diare dan juga biduran.
Gejala tersebut akan dirasa beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung dari daya tahan tubuh si penderita. Setelah mengalami gejala awal Hepatitis A, penderita akan mengalami gejala lanjutan.
Gejala lanjutan yang dialami antara lain adalah, kulit serta mata berwarna kekuningan, urin berwarna gelap, feses menjadi pucat, muncul ruam pada kulit, serta pembengkakan di perut bagian kanan.
Gejala dari penyakit Hepatitis A akan berulang kali dirasa sembuh namun akan kambuh lagi selama enam bulan. Oleh karena itu, jika seseorang dirasa mengalami gejala-gejala yang disebutkan diatas, segera dibawa ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Jika seseorang mengalami gejala yang disebutkan sebelumnya, segerakan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter akan mengumpulkan informasi dari pasien sebagai tahap awal diagnosa penyakit Hepatitis A.
Pada umumnya, dokter akan melakukan tes darah guna mendeteksi virus Hepatitis A pada pasien jika memang dari informasi yang didapatkan terdapat indikasi menderita Hepatitis A. Dengan melihat hasil dari tes darah, dokter akan mengetahui apakah pasien telah positif terinfeksi virus Hepatitis A.
Pemeriksaan selanjutnya yang dilakukan oleh dokter adalah bagian organ hati. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi fungsi organ hati sebagai tes penunjang. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan dengan menggunakan USG.
Virus Hepatitis A dapat dengan mudah menginfeksi manusia. Virus Hepatitis A menyebar melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terjangkiti oleh virus ini.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko terserang Hepatitis A, tingkatkan sanitasi lingkungan sekitar dan hindari kontak langsung dengan penderita. Hindari juga melakukan kegiatan di tempat yang kotor, seperti, selokan dan tempat sampah secara berlebihan.
Pencegahan penyebaran Hepatitis A juga dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan setelah makan. Pastikan juga sebelum dimasak, bahan makanan dicuci hingga bersih dan masakan yang dimasak benar-benar matang sempurna.
Langkah paling efektif yang dapat dilakukan agar tidak terinfeksi virus Hepatitis adalah melalui vaksinasi. Dengan melakukan vaksinasi Hepatitis A, tubuh akan menjadi immune terhadap penularan penyakit tersebut.
Tidak ada penanganan khusus untuk penderita Hepatitis A. Secara alami, sistem kekebalan dalam tubuh akan berusaha melawan virus ini. Jadi, penanganan yang dilakukan untuk penderita hanyalah meringankan gejala saja.
Untuk gejala awal seperti nyeri otot dan letih, penanganan yang dilakukan hanya berupa istirahat yang cukup. Dengan beristirahat, rasa lelah dan nyeri yang dirasakan penderita akan berkurang.
Untuk mengatasi mual, cobalah untuk memberi porsi makan yang kecil, namun dengan kuantitas yang sering. Hal ini dapat dilakukan jika penderita tidak memiliki nafsu makan. Bila perlu, berikan obat tablet atau suntikan anti-mual sesuai anjuran dokter.
Hindari juga mengkonsumsi obat-obatan dan makanan yang memiliki efek pada kinerja organ hati. Bila penderita mengalami penyakit lain yang membutuhkan obat tersebut, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Berbeda dengan penyakit hepatitis jenis lain, Hepatitis A jarang menyebabkan organ hati mengalami kerusakan permanen dan dalam jangka panjang. Namun, jika tidak segera ditangani, fungsi organ hati akan berhenti bekerja secara mendadak.
Meskipun penyakit Hepatitis A memiliki tingkat bahaya yang lebih rendah dari Hepatitis jenis lain, penderita tidak boleh menganggap remeh penyakit ini. Oleh karena itu, kenali penyakit Hepatitis A agar penderita mendapatkan penanganan yang tepat.
Gejala Hepatitis A
Penderita penyakit Hepatitis A akan mengalami gejala setelah empat minggu terinfeksi. Namun, tidak semua penderita penyakit ini akan mengalami gejala yang dapat diketahui secara kasat mata.
Untuk gejala awal, penderita biasanya mengalami letih, nyeri otot dan sendi, dan demam dengan suhu tubuh 39° C atau lebih. Penderita juga sering kali merasakan sakit kepala dan batuk disertai mual. Tak jarang pula penderita mengalami sembelit atau diare dan juga biduran.
Gejala tersebut akan dirasa beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung dari daya tahan tubuh si penderita. Setelah mengalami gejala awal Hepatitis A, penderita akan mengalami gejala lanjutan.
Gejala lanjutan yang dialami antara lain adalah, kulit serta mata berwarna kekuningan, urin berwarna gelap, feses menjadi pucat, muncul ruam pada kulit, serta pembengkakan di perut bagian kanan.
Gejala dari penyakit Hepatitis A akan berulang kali dirasa sembuh namun akan kambuh lagi selama enam bulan. Oleh karena itu, jika seseorang dirasa mengalami gejala-gejala yang disebutkan diatas, segera dibawa ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Diagnosa Dokter
Jika seseorang mengalami gejala yang disebutkan sebelumnya, segerakan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter akan mengumpulkan informasi dari pasien sebagai tahap awal diagnosa penyakit Hepatitis A.
Pada umumnya, dokter akan melakukan tes darah guna mendeteksi virus Hepatitis A pada pasien jika memang dari informasi yang didapatkan terdapat indikasi menderita Hepatitis A. Dengan melihat hasil dari tes darah, dokter akan mengetahui apakah pasien telah positif terinfeksi virus Hepatitis A.
Pemeriksaan selanjutnya yang dilakukan oleh dokter adalah bagian organ hati. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi fungsi organ hati sebagai tes penunjang. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan dengan menggunakan USG.
Penularan Hepatitis A
Virus Hepatitis A dapat dengan mudah menginfeksi manusia. Virus Hepatitis A menyebar melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terjangkiti oleh virus ini.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko terserang Hepatitis A, tingkatkan sanitasi lingkungan sekitar dan hindari kontak langsung dengan penderita. Hindari juga melakukan kegiatan di tempat yang kotor, seperti, selokan dan tempat sampah secara berlebihan.
Pencegahan penyebaran Hepatitis A juga dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan setelah makan. Pastikan juga sebelum dimasak, bahan makanan dicuci hingga bersih dan masakan yang dimasak benar-benar matang sempurna.
Langkah paling efektif yang dapat dilakukan agar tidak terinfeksi virus Hepatitis adalah melalui vaksinasi. Dengan melakukan vaksinasi Hepatitis A, tubuh akan menjadi immune terhadap penularan penyakit tersebut.
Penanganan Hepatitis A
Tidak ada penanganan khusus untuk penderita Hepatitis A. Secara alami, sistem kekebalan dalam tubuh akan berusaha melawan virus ini. Jadi, penanganan yang dilakukan untuk penderita hanyalah meringankan gejala saja.
Untuk gejala awal seperti nyeri otot dan letih, penanganan yang dilakukan hanya berupa istirahat yang cukup. Dengan beristirahat, rasa lelah dan nyeri yang dirasakan penderita akan berkurang.
Untuk mengatasi mual, cobalah untuk memberi porsi makan yang kecil, namun dengan kuantitas yang sering. Hal ini dapat dilakukan jika penderita tidak memiliki nafsu makan. Bila perlu, berikan obat tablet atau suntikan anti-mual sesuai anjuran dokter.
Hindari juga mengkonsumsi obat-obatan dan makanan yang memiliki efek pada kinerja organ hati. Bila penderita mengalami penyakit lain yang membutuhkan obat tersebut, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Post A Comment:
0 comments: