5 Ancaman Kejahatan Siber yang Bikin Rugi Perusahaan, Hindari dengan Tips ini - Sudah tak asing lagi bila sekarang ini banyak ancaman kejahatan siber bermunculan. Oknum siber biasanya akan menyerang perusahaan-perusahaan yang masih dikategorikan menengah untuk meraup keuntungan besar. Alasannya, pada perusahaan menengah kemungkinan besar memiliki pertahanan keamanan siber yang masih lemah.
Dikutip dari siaran pers Grant Thornton, pihaknya menerbitkan laporan ‘Cyber Security: The Board Report 2019’ yang berisikan, dua pertiga dari bisnis menengah atau besar akan mengalami satu penyusupan atau dikenal dengan serang siber dalam 12 bulan terakhir.
Sejumlah 73% dari 500 perusahaan yang disurvei juga mengalami kerugian karena ulah serangan siber tersebut. Hal ini terlihat dalam laporannya tercatat kerugian bisa mencapai 25% dari kesuluran pendapatannya.
Kemudian, oknum siber akan meminta tebusan sejumah uang sebelum ‘ransomeware’ dihapus. Jika perusahaan tidak mengabulkan permintaannya, maka oknum siber akan memberikan ancaman lagi berupa membuat data menjadi korup alian tidak bisa digunakan lagi.
Melindungi perangkat merupaka cara mendasar pertama yang perlu dilakukan setiap perusahaan. Perlindungan ini bisa dengan menggunakan teknologi yang ampuh menangkal ancaman siber, seperti antivirus, anti-spyware, firewall dan anti ransomware. Aplikasi ini bisa didapatkan di perusahaan penyedia jasa keamanan internet.
Untuk itu, update sistem secara bekala sangat penting dilakukan demi melindungi sistem yang digunakan. Biasanya, para pengembang aplikasi menawarkan fitur update sistem secara otomatis kepada konsumennya untuk memudahkan mereka dalam melakukan update sistem. Jadi perusahaan tidak perlu melakukan pengecekan dan update satu per satu sistem yang digunakan.
Hal ini yang sering dianggap sepele bagi setiap orang, yaitu tidak melakukan penyalinan data atau backup. Padahal ini sangat penting dilakukan bagi siapapun, apalagi perusahaan yang memiliki banyak data penting.
Contoh kecilnya, si A sedang menyelesaikan tugas skripsi di laptopnya. Namun, tiba-tiba saja laptopnya mati total dan harus di service, padahal ada sekumpulan data skripsinya. Jadi si A akan menunggu laptopnya selesai diservice dan kembali menyala untuk menyelesaikan skripsinya. Nah, jika sebelumnya si A melakukan backup data skripsinya di flashdisk atau email, maka ia tidak perlu menunggu waktu lama. Si A bisa langsung melanjutkan skripsinya di laptop atau komputer lain.
Setiap perusahaan perlu memastikan bahwa penyalinan data-data yang dimiliki tersimpan di tempat yang aman. Bila penyimpanannya di eksternal drive, pastikan lagi tidak terhubung dengan komputer lain atau jaringan agar tidak mudah terinfeksi dengan ransomware.
Amannya lagi, gunakan enkripsi pada enternal drive atau folder yang digunakan. Dengan ini oknum siber tidak akan bisa membaca data yang tersimpan.
Setiap pengguna akun wajib membuat password yang baik dan benar dengan mengkombinasikan unsur huruf besar dan kecil, angka, hingga karakter. Selain itu, pengguna juga perlu melakukan ubah password secara berkala, misalnya dalam dua bulan atau tiga bulan sekali. Bila dikhawatirkan takut lupa, pemilik akun bisa mencatatnya di tempat yang aman dan hanya diri sendiri yang mengetahuinya.
Two Factor Authentication atau 2FA atau Otentikasi Dua Faktor ini bisa meningkatkan keamanan secara signifikan. Oknum siber memang masih bisa melakukan pencurian data, tapi mereka tidak bisa merusaknya lebih jauh, sebab ada kode yang perlu dilewati. Kode ini merupakan lapisan tambahan keamanan dari 2FA ini.
Sistem in sangat dianjurkan bagi pengguna yang sering melakukan proses krusial seperti transaksi antar perusahaan satu dengan lainnya. Selain itu, pengguna media sosial juga bisa menggunakannya.
Jika menjadi korban atas kejahatan siber, tak perlu bingung bagaimana harus menghadapinya. Kini Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtippidsiber) Bareskrim Polri memudahkan masyarakat untuk melaporkan tindak kejahatan siber dengan meluncurkan website patrolisiber.id. Caranya cukup mudah, yaitu hanya tinggal mengunjungi situs terebut, kemudian scroll halaman ke bawah hingga menemukan tombol laporkan. Setelah itu, ikuti tahapan selanjutnya dan tunggu kasus Anda diproses pihak yang berwajib.
Dikutip dari siaran pers Grant Thornton, pihaknya menerbitkan laporan ‘Cyber Security: The Board Report 2019’ yang berisikan, dua pertiga dari bisnis menengah atau besar akan mengalami satu penyusupan atau dikenal dengan serang siber dalam 12 bulan terakhir.
Sejumlah 73% dari 500 perusahaan yang disurvei juga mengalami kerugian karena ulah serangan siber tersebut. Hal ini terlihat dalam laporannya tercatat kerugian bisa mencapai 25% dari kesuluran pendapatannya.
Parahnya, serang siber yang dilakukan para oknum nakal sekarang ini lebih dari satu jenis ancaman. Lalu apa saja bentuk-bentuk dari ancaman siber yang membuat banyak perusahaan mengalami kerugian yang lumayan? Berikut ulasannya yang perlu disimak dengan baik, antara lain:Cara Daftar Dan Registrasi Ulang Kartu SIM Prabayar Semua Operator
Bentuk Ancaman Kejahatan Siber
1. Ransomware
Perusahaan akan mendapatkan penyerangan dari oknum siber dengan mematikan sistem bisnis atau membuat bisnis menjadi offline atau tidak berjalan. Pada hal ini oknum siber akan menyerang pada perangkat lunak yang telah terinstal.Kemudian, oknum siber akan meminta tebusan sejumah uang sebelum ‘ransomeware’ dihapus. Jika perusahaan tidak mengabulkan permintaannya, maka oknum siber akan memberikan ancaman lagi berupa membuat data menjadi korup alian tidak bisa digunakan lagi.
2. Pencurian Data
Oknum siber bisa melakukan pencurian data konsumen atau pelanggan setiap perusahaan yang diserang. Dari ribuan atau jutaan data pelanggan tersebut, oknum siber bisa mendapatkan banyak keuntung dengan menjualnya ke oknum nakal lain. Selain itu, oknum siber juga bisa meminta uang tebusan kepada perusahaan agar data tersebut dikembalikan ke perusahaan.3. Menyamar Sebagai CEO
Banyak cara yang bisa dilakukan oknum siber untuk memperoleh keuntungan, salah satunya melakukan penyamaran sebagai CEO atau petinggi di perusahaan seperti direktur keuangan. Dengan begitu, dia bisa lebih mudah leluasa meminta perubahan pembayaran pada faktur dan mengalihkannya ke akun oknum tersebut.4. Penambangan Bitcoin
Penambangan bitcoin merupakan kejahatan yang baru-baru saja terjadi. Meski begitu, sudah banyak dipraktikan para oknum siber. Kejahatan siber yang ini mengharuskan oknum memasang perangkat lunak pada sistem TI (Teknologi Informasi) perusahaan. Setelah itu, barulah oknum siber bisa melakukan pembajakan pada prosesor untuk menghasilkan mata uang kripto. Parahnya lagi, dalam cepat sistem bisnis perusahaan bisa berangsur melebah dan berhenti.5. Pencurian Intelectual Property (IP)
Jenis kejahatan siber pencurian IP ini biasanya terjadi dengan modus spoinase industri yang dimana oknum siber akan melakukan suatu praktik pengintaian atau memata-matai dengan tujuan mendapatkan kumpulan informasi dari perusahaan yang diincarnya untuk mencuri IP.Tips Hindari Ancaman Kejahatan Siber
Tak ada satupun perusahaan yang ingin mengalami kerugian, apalagi penyebabnya karena ancaman kejahatan siber yang sekarang ini marak terjadi. Agar perusahaan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan yang mengganggu, tentu harus ada upaya yang harus dilakukan untuk melindungi perusahaan.1. Lindungi Perangkat dengan Tepat
Melindungi perangkat merupaka cara mendasar pertama yang perlu dilakukan setiap perusahaan. Perlindungan ini bisa dengan menggunakan teknologi yang ampuh menangkal ancaman siber, seperti antivirus, anti-spyware, firewall dan anti ransomware. Aplikasi ini bisa didapatkan di perusahaan penyedia jasa keamanan internet.
Selain itu, perusahaan juga penting memperhatikan software yang digunakan. Pastikan perusahaan menggunakan software yang resmi atau legal karena bisa melindungi perangkat dengan baik. Hal ini jelas berbeda dengan software bajakan yang sudah otomatis ilegal yang tidak mampu melindungi perangkat.Prospek Profesi Ahli Ilmu Komputer Dan Tips Supaya Kamu Bisa Bersaing
2. Update Sistem secara Berkala
Setiap pengembang aplikasi atau software pastinya akan melakukan upgrade untuk memperbaiki bug atau adanya cacat desain pada perangkat lunak tersebut dari sistem sebelumnya. Selain itu, juga dapat menambah sistem keamanan hingga kualitas.Untuk itu, update sistem secara bekala sangat penting dilakukan demi melindungi sistem yang digunakan. Biasanya, para pengembang aplikasi menawarkan fitur update sistem secara otomatis kepada konsumennya untuk memudahkan mereka dalam melakukan update sistem. Jadi perusahaan tidak perlu melakukan pengecekan dan update satu per satu sistem yang digunakan.
3. Lakukan Penyalinan Data
Hal ini yang sering dianggap sepele bagi setiap orang, yaitu tidak melakukan penyalinan data atau backup. Padahal ini sangat penting dilakukan bagi siapapun, apalagi perusahaan yang memiliki banyak data penting.
Contoh kecilnya, si A sedang menyelesaikan tugas skripsi di laptopnya. Namun, tiba-tiba saja laptopnya mati total dan harus di service, padahal ada sekumpulan data skripsinya. Jadi si A akan menunggu laptopnya selesai diservice dan kembali menyala untuk menyelesaikan skripsinya. Nah, jika sebelumnya si A melakukan backup data skripsinya di flashdisk atau email, maka ia tidak perlu menunggu waktu lama. Si A bisa langsung melanjutkan skripsinya di laptop atau komputer lain.
Setiap perusahaan perlu memastikan bahwa penyalinan data-data yang dimiliki tersimpan di tempat yang aman. Bila penyimpanannya di eksternal drive, pastikan lagi tidak terhubung dengan komputer lain atau jaringan agar tidak mudah terinfeksi dengan ransomware.
Amannya lagi, gunakan enkripsi pada enternal drive atau folder yang digunakan. Dengan ini oknum siber tidak akan bisa membaca data yang tersimpan.
4. Penting Ubah Password
Apakah password yang digunakan seperti password yang digunakan pada umumnya (misal pass123, 12345, abcdef atau lainnya? Jika iya, segera ubah password menjadi lebih kuat. Sebab, password seperti itu masih terlihat lemah dan mudah dibobol oleh oknum siber.Setiap pengguna akun wajib membuat password yang baik dan benar dengan mengkombinasikan unsur huruf besar dan kecil, angka, hingga karakter. Selain itu, pengguna juga perlu melakukan ubah password secara berkala, misalnya dalam dua bulan atau tiga bulan sekali. Bila dikhawatirkan takut lupa, pemilik akun bisa mencatatnya di tempat yang aman dan hanya diri sendiri yang mengetahuinya.
5. Manfaatkan Two Factor Authentication
Two Factor Authentication atau 2FA atau Otentikasi Dua Faktor ini bisa meningkatkan keamanan secara signifikan. Oknum siber memang masih bisa melakukan pencurian data, tapi mereka tidak bisa merusaknya lebih jauh, sebab ada kode yang perlu dilewati. Kode ini merupakan lapisan tambahan keamanan dari 2FA ini.
Sistem in sangat dianjurkan bagi pengguna yang sering melakukan proses krusial seperti transaksi antar perusahaan satu dengan lainnya. Selain itu, pengguna media sosial juga bisa menggunakannya.
Pentingnya Menambah Wawasan Teknologi
Perkembangan teknologi yang semakin cepat seperti sekarang ini juga menjadi tuntutan bagi setiap pemilik atau petinggi perusahaan untuk menambah wawasan teknologi demi kelancaran sistem perusahaan. Dengan memiliki wawasan itu, mereka bisa memutuskan kapan waktunya untuk upgrade teknologi terbaru, atau mencarikan solusi saat teknologi yang dipakai terjadi eror atau juga menyusus berbagai macam strategi agar tidak terkena kejahatan siber.Jika menjadi korban atas kejahatan siber, tak perlu bingung bagaimana harus menghadapinya. Kini Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtippidsiber) Bareskrim Polri memudahkan masyarakat untuk melaporkan tindak kejahatan siber dengan meluncurkan website patrolisiber.id. Caranya cukup mudah, yaitu hanya tinggal mengunjungi situs terebut, kemudian scroll halaman ke bawah hingga menemukan tombol laporkan. Setelah itu, ikuti tahapan selanjutnya dan tunggu kasus Anda diproses pihak yang berwajib.
Post A Comment:
0 comments: