Buang Sifat Gak Enakan, Berani Katakan “Tidak” agar Hidupmu Tenang - Namanya makhluk sosial, manusia yang membutuhkan orang lain. Pasti bergantung pada orang lain, termasuk dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
Kamu pasti pernah meminta bantuan orang lain. Begitupun sebaliknya. Ada timbal balik dalam pergaulan. Saling menguntungkan, atau istilahnya simbiosis mutualisme.
Tapi pernah gak sih kamu mengalami kejadian menolong atau membantu orang lain, tapi jadi tuman atau ketagihan. Misalnya meminjamkan uang kepada teman sekali. Lalu teman kamu jadi terus pinjam uang ke kamu. Kalau ditagih, susahnya minta ampun.
Ini sih bukannya saling menguntungkan, tapi malah terus merugikan diri kamu. Memang terkadang, ada perasaan “gak enakan,” sehingga sulit mengatakan tidak. Kondisi tersebut kerap jadi “perang batin” dalam diri.
Sebetulnya, kamu bisa mengatakan tidak dalam situasi tertentu. Sesekali hilangkan rasa “gak enakan” itu kalau mau hidupmu tenang. Ini alasannya:
Hal paling penting dalam diri sendiri adalah harga diri. Berani mengatakan tidak akan mempertahankan harga dirimu agar tidak selalu terus direndahkan orang lain. Kadang karena kamu terlalu baik, orang lain jadi sering memanfaatkanmu.
Membantu orang lain memang baik, namun ketika sudah pada tahap merendahkan harga dirimu, kamu harus berani menolak permintaan orang tersebut.
Jika kamu dimintai bantuan oleh orang lain atau teman, langkah awal yang harus dipikirkan adalah sesuai dengan kemampuan dirimu. Jangan sekali-kali memaksakan diri membantu orang lain dengan melebihi kapasitas kemampuanmu.
Jika dipaksakan, justru akan berdampak buruk padamu, maupun bantuan tersebut. Jadi, kalau kamu sudah tidak mampu lagi, karena melampaui kapasitasmu, lebih baik katakan tidak.
Sebagai contoh, ketika kamu diminta bantuan untuk menulis dengan bayaran atau freelance di blog temanmu. Tapi kamu dalam posisi bekerja full time pula, maka jangan dipaksakan menerima bantuan tersebut.
Khawatirnya akan terbengkalai karena kamu sudah bekerja penuh dari Senin-Jumat, sedangkan Sabtu-Minggu jatah untuk keluarga.
Permintaan bantuan orang lain memang terkadang membebani kamu. Misalnya ada orang yang minta untuk diajarkan pelajaran Matematika. Tapi di sisi lain, kamu juga dipenuhi tumpukan tugas dengan deadline yang mepet.
Karena alasan tersebut, kamu bisa kok menolak permintaannya. Dengan begitu, kamu akan terbebas dari permintaan bantuan orang lain dan lebih fokus terhadap pekerjaanmu sendiri.
Dalam hal permintaan bantuan, biasanya ada hubungan pertemanan atau persahabatan. Tidak semua orang berani minta bantuan kalau tidak kenal orang tersebut. Misalnya si A berteman dengan si B. Si A rajin meminjam uang kepada B.
Sesekali kamu pinjamkan. Tapi adakalanya kamu jenuh dengan permintaan bantuan tersebut. Dalam hal ini, tidak ada salahnya untuk bilang tidak. Bukan tega, tapi lebih karena ingin melatih temanmu belajar mandiri, dapat mencari solusi atas masalah keuangannya sendiri, dan tidak selalu bergantung ke kamu. Toh memang kamu bank yang punya banyak duit.
Dalam mempertimbangkan permintaan bantuan, tanyakan pada dirimu nyaman atau tidak melakukan hal tersebut. Kalau tidak nyaman sejak awal, lebih baik katakan tidak. Tapi sebaliknya kalau nyaman, terima saja permohonan bantuannya.
Jangan pernah memaksakan dirimu bila tidak nyaman. Bisa bikin kamu stres sendiri. Contoh ketika diminta tolong teman menggantikannya ke sebuah acara, tapi kamu lagi tidak mood pergi ke luar. Bilang saja tidak kepada temanmu. Daripada kamu terima, tapi gak niat. Ujung-ujungnya mengeluh dan dongkol sendiri.
Dimintai bantuan orang lain atau temanmu tidak selamanya hal baik. Bisa saja bantuan yang dapat menjerumuskanmu. Jadi sebelum menerima permintaan bantuan dari teman, pikirkan dulu. Jangan gegabah mengambil keputusan.
Apakah ada dampak atau ada orang lain yang dirugikan dari permintaan bantuan tersebut. Misalnya, kamu diminta temanmu untuk berbohong kepada orangtuanya bahwa dia ada di rumahmu. Padahal temanmu ada di rumah pacarnya.
Ini kan jelas merugikan orangtua temanmu yang khawatir keberadaan anaknya. Khawatir pula, temanmu dan pacarnya berbuat nekat, sehingga dapat berakibat buruk buat temanmu. Dalam kasus seperti ini atau diminta bantuan dalam hal negatif, lebih baik untuk menolak permintaan tersebut.
Kamu pasti pernah meminta bantuan orang lain. Begitupun sebaliknya. Ada timbal balik dalam pergaulan. Saling menguntungkan, atau istilahnya simbiosis mutualisme.
Tapi pernah gak sih kamu mengalami kejadian menolong atau membantu orang lain, tapi jadi tuman atau ketagihan. Misalnya meminjamkan uang kepada teman sekali. Lalu teman kamu jadi terus pinjam uang ke kamu. Kalau ditagih, susahnya minta ampun.
Ini sih bukannya saling menguntungkan, tapi malah terus merugikan diri kamu. Memang terkadang, ada perasaan “gak enakan,” sehingga sulit mengatakan tidak. Kondisi tersebut kerap jadi “perang batin” dalam diri.
Sebetulnya, kamu bisa mengatakan tidak dalam situasi tertentu. Sesekali hilangkan rasa “gak enakan” itu kalau mau hidupmu tenang. Ini alasannya:
1. Menjaga harga diri
Hal paling penting dalam diri sendiri adalah harga diri. Berani mengatakan tidak akan mempertahankan harga dirimu agar tidak selalu terus direndahkan orang lain. Kadang karena kamu terlalu baik, orang lain jadi sering memanfaatkanmu.
Membantu orang lain memang baik, namun ketika sudah pada tahap merendahkan harga dirimu, kamu harus berani menolak permintaan orang tersebut.
2. Memperhatikan Kemampuan Diri Sendiri
Jika kamu dimintai bantuan oleh orang lain atau teman, langkah awal yang harus dipikirkan adalah sesuai dengan kemampuan dirimu. Jangan sekali-kali memaksakan diri membantu orang lain dengan melebihi kapasitas kemampuanmu.
Jika dipaksakan, justru akan berdampak buruk padamu, maupun bantuan tersebut. Jadi, kalau kamu sudah tidak mampu lagi, karena melampaui kapasitasmu, lebih baik katakan tidak.
Sebagai contoh, ketika kamu diminta bantuan untuk menulis dengan bayaran atau freelance di blog temanmu. Tapi kamu dalam posisi bekerja full time pula, maka jangan dipaksakan menerima bantuan tersebut.
Khawatirnya akan terbengkalai karena kamu sudah bekerja penuh dari Senin-Jumat, sedangkan Sabtu-Minggu jatah untuk keluarga.
3. Terbebas dari Permohonan Bantuan Orang Lain
Permintaan bantuan orang lain memang terkadang membebani kamu. Misalnya ada orang yang minta untuk diajarkan pelajaran Matematika. Tapi di sisi lain, kamu juga dipenuhi tumpukan tugas dengan deadline yang mepet.
Karena alasan tersebut, kamu bisa kok menolak permintaannya. Dengan begitu, kamu akan terbebas dari permintaan bantuan orang lain dan lebih fokus terhadap pekerjaanmu sendiri.
4. Membuat Orang Lain Lebih Mandiri
Dalam hal permintaan bantuan, biasanya ada hubungan pertemanan atau persahabatan. Tidak semua orang berani minta bantuan kalau tidak kenal orang tersebut. Misalnya si A berteman dengan si B. Si A rajin meminjam uang kepada B.
Sesekali kamu pinjamkan. Tapi adakalanya kamu jenuh dengan permintaan bantuan tersebut. Dalam hal ini, tidak ada salahnya untuk bilang tidak. Bukan tega, tapi lebih karena ingin melatih temanmu belajar mandiri, dapat mencari solusi atas masalah keuangannya sendiri, dan tidak selalu bergantung ke kamu. Toh memang kamu bank yang punya banyak duit.
5. Jujur dengan Diri Sendiri
Dalam mempertimbangkan permintaan bantuan, tanyakan pada dirimu nyaman atau tidak melakukan hal tersebut. Kalau tidak nyaman sejak awal, lebih baik katakan tidak. Tapi sebaliknya kalau nyaman, terima saja permohonan bantuannya.
Jangan pernah memaksakan dirimu bila tidak nyaman. Bisa bikin kamu stres sendiri. Contoh ketika diminta tolong teman menggantikannya ke sebuah acara, tapi kamu lagi tidak mood pergi ke luar. Bilang saja tidak kepada temanmu. Daripada kamu terima, tapi gak niat. Ujung-ujungnya mengeluh dan dongkol sendiri.
6. Melihat Kesalahan dalam Permintaan
Dimintai bantuan orang lain atau temanmu tidak selamanya hal baik. Bisa saja bantuan yang dapat menjerumuskanmu. Jadi sebelum menerima permintaan bantuan dari teman, pikirkan dulu. Jangan gegabah mengambil keputusan.
Apakah ada dampak atau ada orang lain yang dirugikan dari permintaan bantuan tersebut. Misalnya, kamu diminta temanmu untuk berbohong kepada orangtuanya bahwa dia ada di rumahmu. Padahal temanmu ada di rumah pacarnya.
Ini kan jelas merugikan orangtua temanmu yang khawatir keberadaan anaknya. Khawatir pula, temanmu dan pacarnya berbuat nekat, sehingga dapat berakibat buruk buat temanmu. Dalam kasus seperti ini atau diminta bantuan dalam hal negatif, lebih baik untuk menolak permintaan tersebut.
Post A Comment:
0 comments: