Jadi Marketing Andal Gak Gampang Loh, Kamu Harus Bisa Lakukan 10 Hal Ini - Mendengar kata marketing, yang terlintas di benak adalah jualan. Ya, jualan barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan. Tentu saja, pekerjaan ini membutuhkan kemampuan dan keahlian yang memadai agar apa yang dijual laku di pasaran.

Marketing boleh dibilang ujung tombak perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tenaga marketing mumpuni, bisnis perusahaan pasti akan berkembang dan maju. Namun sebaliknya, jika sumber daya manusia di bagian marketing lemah, dapat berpengaruh terhadap masa depan bisnis perusahaan.

Tugas utama seorang marketing adalah memasarkan barang atau jasa sesuai target yang ditetapkan. Biasanya ada target tahunan. Dari target setahun itu, dibagi menjadi setiap bulan dan setiap harinya. Sehingga akan ketahuan, apakah memenuhi target atau tidak.

Kalau ingin menjadi marketing andal, berikut ini 10 hal yang harus kamu lakukan:

1. Mengenali pangsa pasar

Menjadi andal, kemampuan dan keahlian harus diasah. Salah satunya dalam hal mengenali pangsa pasar dari setiap produk atau jasa yang dikeluarkan perusahaan. Biasanya saat perusahaan merencanakan dan memproduksi barang atau jasa, pasti punya target pasar. Masing-masing produk atau jasa, pangsa pasarnya berbeda.

Di sinilah seorang marketing harus mengenali dan memahami pangsa pasar. Kalau tidak, marketing akan susah berjualan. Tapi jika sudah tahu pangsa pasarnya, marketing akan langsung bergerak cepat menyusun strategi jitu penjualan barang atau jasa sesuai target yang dibidik.

2. Kenali lebih dalam produk dan jasa


Selain pangsa pasar, tentu saja hal utama yang harus marketing paham betul adalah mengenai produk atau jasa itu sendiri. Bagaimana mau jualan, kalau tidak tahu barang atau jasa yang dijualnya. Begitu konsumen bertanya panjang lebar, marketing harus bisa menjelaskannya. Informasi produk atau jasa ini harus sudah hafal di luar kepala.

Bahkan kamu juga perlu menciptakan pengalaman seru dari produk atau jasa yang dipasarkan. Tujuannya agar calon konsumen percaya dengan manfaat dari barang tersebut. Perusahaan no tipu-tipu, sehingga akhirnya tertarik membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Ingat, konsumen sekarang cerdas dan kritis lho.

3. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik


Seorang marketing sehari-harinya bertemu dengan klien dan konsumen. Bekerja di lapangan, bertemu banyak orang. Oleh karena itu, sudah sepatutnya marketing memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Mampu berbicara di depan umum, tidak grogian. Hal penting lainnya, mampu meyakinkan calon pembeli dengan gaya komunikasinya.

4. Membangun jaringan atau koneksi


Jaringan atau koneksi (networking) sangat penting bagi seorang marketing. Kalau bisa terus diperluas dan ditingkatkan. Semakin banyak jaringan, semakin mudah pula memasarkan barang atau jasa. Kamu juga bisa belajar dari pengalaman orang-orang yang sudah kamu kenal dalam dunia bisnis, siapa tahu ke depan kamu bisa menjadi bos, pemimpin perusahaan, bukan lagi tenaga marketing.

5. Perhatikan penampilanmu


Bukan hanya memiliki kemampuan berkomunikasi, seorang marketing pun harus memikirkan penampilan. Misalnya saat bertemu klien atau calon pelanggan, penampilan mesti bersih, rapi, dan meyakinkan. Walaupun baju kamu tidak mahal, tapi kalau kelihatan bersih dan rapi, orang lain yang bertemu kamu akan senang dan betah berada di dekatmu.

6. Pahami kebutuhan konsumen


Mau jadi marketing andal, kunci utamanya adalah memahami kebutuhan konsumen. Mengenali tipe dan karakteristik konsumen. Dalam berbisnis, konsumen adalah raja. Seorang raja harus dipenuhi segala kebutuhannya. Jadi apa yang menjadi kebutuhan konsumen, kamu jawab dengan memberikan produk atau jasa berkualitas. Pelayanan harus ramah, agar konsumen betah, loyal, dan menjadi pelanggan setia.

7. Keluar dari zona nyaman


Pekerjaan sebagai marketing penuh dengan tantangan. Setiap hari kerap dihadapkan pada situasi berbeda. Kadang penjualan memenuhi target, kadang sepi. Jangan putus asa dan menyerah. Kamu bisa keluar dari zona nyaman untuk mencapai target yang ditetapkan.

Misalnya strategi pemasaran yang satu sudah mulai jenuh, coba dengan yang lain. Idenya bisa out of the box, sesuatu yang belum pernah ada. Jadi jangan pernah merasa puas dengan satu hal. Teruslah belajar untuk menggali ilmu, kemampuan, dan keahlian yang baru.

8. Terus optimistis


Seorang marketing dilarang menyerah. Ibarat kata pantang pulang sebelum target terpenuhi, begitulah jiwa marketing. Tancapkan selalu dalam diri untuk terus optimistis menggapai sesuatu. “Api semangat” tidak boleh padam. Terus berpikir positif, optimistis, bahwa kamu bisa mencapai target perusahaan.

9. Mengumpulkan testimoni


Begitu sudah berhasil menjual produk atau jasa, bertemu dengan pelanggan yang menggunakan barang daganganmu, usahakan untuk mengumpulkan testimoni. Baik itu mengenai kualitas produk atau jasa, maupun pelayanan yang kamu berikan. Apakah sudah memuaskan atau belum.

Dari testimoni tersebut, perusahaan dan kamu jadi tahu, apa feedback dari pelanggan. Jika sudah puas, terus ditingkatkan kualitas maupun pelayanannya. Tapi jika belum, diperbaiki apa yang masih kurang. Feedback ini bisa disampaikan secara langsung atau melalui website perusahaan.

10. Selalu berusaha dan berdoa


Dalam bekerja, mau di bagian manapun, termasuk marketing, ikhtiar harus dibarengi dengan doa. Doa tanpa ikhtiar pun sama saja bohong. Begitupula ikhtiar tanpa doa, akan sia-sia. Jadi agar seimbang, berusaha dan berdoa sangat penting. Agar langkah dalam setiap pekerjaan kamu mendapatkan ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

Jadilah Marketing yang Tangguh

Marketing yang tangguh dan andal bukan terbentuk begitu saja. Mereka dibentuk dari nol. Keinginan belajar dan terus berusaha di bidang marketing akan membuat seseorang memiliki jiwa marketing sesungguhnya. Mereka dibentuk dengan kerja keras, cucuran keringat, ditempa dengan kritik dan komplein dari konsumen. Bagaimana masih mau bekerja sebagai marketing?
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: