Bekerja di Startup Gak Melulu Enak, Ada Gak Enaknya Juga Lho - Kemajuan teknologi seakan menjadi peluang emas bagi para pengusaha. Kemudian ramai-ramai mendirikan perusahaan rintisan (startup). Yang marak saat ini adalah startup di bidang teknologi keuangan alias financial technology (fintech).

Dari lahirnya sejumlah startup, membuka tawaran pekerjaan baru. Tentunya informasi teknologi (IT) sebagai tulang punggung atau backbone bisnis ini. Jangan remehkan startup. Bisnis skala kecil jika ditekuni akan berkembang pesat.

Begitu sudah mulai tumbuh dan memiliki prospek menjanjikan ke depan, maka bisnis startup bakal dilirik investor yang punya modal besar. Bisnis pun kian berkembang pesat dengan suntikan dana. Saat itulah, perusahaan akan merekrut karyawan dalam jumlah cukup banyak.

Buat kamu yang baru lulus maupun sudah berpengalaman, startup bisa menjadi pilihan tempat bekerja. Bekerja di perusahaan rintisan tentu saja ada plus minus­-nya. Berikut keuntungan dan kekurangan bekerja di startup:

1. Waktu kerja fleksibel


Dibanding perusahaan besar yang saklek terhadap jam kerja, masuk pukul 08.00 atau 09.00, pulang jam 17.00, bekerja di startup lebih fleksibel. Walaupun soal jam kerja ini masing-masing tergantung kebijakan perusahaan. Ada startup yang menerapkan sistem jam kerja, ada juga yang tidak.

Tidak di sini maksudnya adalah tidak terikat waktu. Misalnya di aturan perusahaan hanya memberlakukan jam kerja kantor 8 jam. Bebas datang jam berapa saja, asal hitungan bekerja selama 8 jam.

Aturan tersebut tidak berlaku untuk bagian atau divisi tertentu, seperti marketing dan business development yang mengharuskan bertemu klien. Bekerja di manapun dan kapan pun juga boleh demi mencapai target perusahaan.

Sangat menarik bukan? Kalau bosan bekerja di kantoran yang strik banget sama aturan jam kerja, coba bergabung di perusahaan startup. Dijamin kamu bakal betah.

2. Dapat pengalaman baru dan luas


Bekerja di startup, seperti bekerja dari nol. Bisa saja kamu dan tim memulai pekerjaan dengan menciptakan aplikasi atau sebuah sistem sendiri, karena sebelumnya belum ada orang lain yang mengerjakannya.

Kamu adalah pioneer di tempat tersebut. Kamu yang membangun sistem, merencanakannya, sampai eksekusi di lapangan. Jika ada kegagalan, kamu dan tim mencari solusinya. Terkesan kerja serabutan sih, tapi dengan begitu, kamu bisa belajar banyak. Kamu punya pengalaman lebih luas dan banyak.

Ini akan menjadi portofolio menarik yang bisa dicantumkan di CV kamu sebagai sebuah prestasi atau pencapaian dalam bekerja. Begitulah di startup, kamu harus kreatif, inovatif, out of the box, dan komunikatif. Tentu saja pemikiran atau ide-ide brilian mu juga tidak akan jalan tanpa tim yang solid.

3. Gaji dan bonus


Startup dikenal berani menawarkan gaji cukup tinggi bagi pegawainya. Apalagi kalau ‘bajakan’ dari perusahaan lain. Dikutip dari Katadata.co.id, untuk posisi level junior, bayarannya sekitar Rp13 juta-Rp29 juta per bulan. Kisaran gaji karyawan level menengah di startup Rp25 juta- Rp79 juta, dan level senior berkisar Rp66 juta-Rp264 juta sebulannya. Wow, bikin mupeng gak sih?

Belum bonus tahunan kalau performa kerja kamu bagus. Itu di luar bonus lain, misalnya jika berhasil mencapai target sebulan atau setahun. Maka dari itu, kini banyak anak muda, termasuk generasi milenial berbondong-bondong melamar kerja di perusahaan startup yang lagi naik daun.

4. Kultur perusahaan dinamis dan berjiwa muda


Bekerja di perusahaan startup, yang bikin betah adalah lingkungan. Biasanya tercipta suasana akrab dan kekeluargaan. Apalagi di startup banyak diisi karyawan yang notabene-nya kalangan muda, sehingga semangat untuk bekerja, berkreasi, dan berinovasi sangat terasa.

Pihak perusahaan pun biasanya mendesain kantor senyaman mungkin. Contohnya satu sisi kantor diberi karpet rumput hijau, tempat duduk empuk supaya para karyawan bisa santai bekerja di sana. Tidak kaku, dan bisa mendapat ide-ide segar untuk kemajuan perusahaan.

5. Prestasi dan Kegagalan Kerja Jelas Terlihat


Namanya perusahaan startup, struktur organisasi belum terlalu besar. Jumlah karyawan masih sedikit, sehingga mudah dipantau, diawasi, dan dievaluasi satu persatu. Mungkin saja langsung oleh CEO. Beda dengan perusahaan besar.

Jadi kinerjamu dapat terlihat jelas oleh atasan kalau berhasil maupun gagal. Ini salah satu gak enaknya kerja di startup. Bila kinerjamu bagus, akan mendapat reward. Tapi sebaliknya jika gagal atau melakukan kesalahan, atasan dapat langsung menegurmu, meski tak ada punishment.

Berani Mencoba Sesuatu yang Baru Meski Selalu Ada Risiko

Bekerja di perusahaan rintisan atau startup dapat menjadi pilihanmu saat ini. Berkembang, mendapatkan sesuatu pengalaman baru tidak melulu harus berkarier di perusahaan besar. Justru di startup, kamu bisa menggali hal-hal baru, menerima tantangan yang diberikan atasan, walaupun pasti ada risiko yang membayangi.

Ingat, bekerja di manapun dan bidang apapun pasti ada risikonya. Jangan takut melangkah untuk masa depan karier yang lebih baik. Semakin banyak pengalaman, semakin dirimu punya nilai tambah untuk kemajuan kariermu.

Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: