Banyak Karyawan Resign Gara-gara 6 Alasan Ini. Kamu yang Mana? - Dalam dunia kerja, keluar masuk karyawan di sebuah perusahaan menjadi pemandangan lumrah. Ada yang resign atau mengundurkan diri, kemudian ada yang menggantikan. Perkembangannya begitu cepat, terutama karyawan yang resign.
Meski biasa terjadi, kalau gelombang karyawan yang resign lebih banyak, tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pihak perusahaan tentu saja kehilangan orang-orang berpengalaman. Sementara pegawai baru perlu belajar dan beradaptasi lagi di lingkungan baru dengan waktu tidak sebentar.
Jika Anda menjadi seorang pemimpin perusahaan atau atasan sebuah tim, Anda perlu tahu berbagai penyebab atau alasan bila banyak karyawan terbaik Anda mengundurkan diri. Pasti ada yang salah, entah itu dari peraturan perusahaan, sikap Anda sebagai bos, maupun manajemen perusahaan.
Hal ini penting ditelusuri oleh perusahaan agar dapat mempertahankan sumber daya manusia supaya tetap loyal dan memberikan kontribusi terbaiknya. Jika tidak, maka Anda akan kehilangan mereka. Oleh karena itu, pahami alasan karyawan resign.
Karyawan juga manusia, bukan robot. Punya keterbatasan dalam mengerjakan tumpukan tugas, meski sudah dilakukan semaksimal mungkin. Namun terkadang bos tanpa sadar selalu meminta karyawan-karyawan pilihan, terutama yang rajin untuk mengerjakan tugas dan laporan. Malahan pekerjaan orang lain pun ditimpakan ke mereka, sehingga beban kerjanya semakin berat.
Sementara karyawan yang malas dibiarkan saja. Paling-paling hanya diberikan pekerjaan semestinya. Memang sih bos sering beralasan menimpakan banyak pekerjaan kepada karyawan rajin, karena dianggap mampu dikerjakan dengan cepat, tepat, dan benar.
Akan tetapi, di satu sisi, karyawan akan menganggap si bos pilih kasih. Yang rajin ditekan terus dengan beban kerja yang menumpuk. Sedangkan yang malas, santai-santai saja. Padahal gaji dan fasilitas yang diterima sama. Lambat laun, karyawan yang sudah loyal dan rajin pun akhirnya tidak betah dan memutuskan resign.
Ketika seseorang sudah bekerja di satu perusahaan dalam jangka waktu lama, misalnya 5 tahun, pasti akan muncul rasa jenuh. Apalagi bila pekerjaan yang dilakoni tidak sesuai dengan passion. Wah itu sih, tidak ada hitungan bulan juga sudah uring-uringan mau resign.
Rasa jenuh dan bosan juga muncul karena melakukan pekerjaan yang monoton. Mengerjakan tugas dan laporan yang sama setiap hari, hanya duduk di depan komputer selama 8 jam. Biasanya jenuh ini, bisa diobati dengan mengambil cuti dan pergi berlibur.
Namun adakalanya, rasa jenuh ini sudah pada level akut. Cuti pun percuma. Tetap saja bawaannya mau resign, mencari tantangan di perusahaan baru. Begitu jenuh dan bosan sudah parah, apalagi sudah mendapat pengganti kerja baru, maka karyawan akan segera mengajukan resign.
Alasan lain karyawan resign dari kantornya adalah visi perusahaan yang abu-abu. Artinya tidak jelas arah perusahaan mau dibawa ke mana. Hal ini akan berdampak pada pekerjaan bawahan. Misalnya bos memerintahkan melakukan pekerjaan seperti ini, namun di satu sisi, ada SOP atau aturan perusahaan yang melarang pekerjaan demikian.
Walhasil karyawan yang notabene-nya cuma sebagai bawahan, bingung harus seperti apa. Itu terjadi karena tidak adanya kejelasan dan ketegasan apa sebenarnya tujuan perusahaan. Kalau begini terus, bisa saja satu per satu karyawan resign. Buat apa bertahan, visi perusahaan saja tidak jelas, apalagi masa depan mereka.
Ini mungkin jadi alasan pengunduran diri yang paling juga terjadi. Tidak ada apresiasi dari kantor atas apa yang telah dicapai karyawan. Misalnya ketika karyawan sukses menggolkan proyek besar, tidak ada bonus dari kantor. Alibi perusahaan, karena itu sudah menjadi tanggung jawab dan tugas karyawan tersebut.
Malah terkadang ada bos atau perusahaan yang boro-boro memberikan bonus, ucapan terima kasih saja tidak. Kalau sudah begitu, karyawan merasa tidak dihargai kerja kerasnya. Jadi jangan salahkan karyawan jika nantinya terjadi resign massal.
Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan menerapkan reward and punishment kepada karyawan. Agar yang berkinerja bagus, diganjar dengan penghargaan atau apresiasi. Sedangkan yang kinerjanya buruk, diberikan sanksi atau hukuman.
Tidak munafik, banyak orang bekerja di sebuah perusahaan selain untuk memperoleh penghasilan tetap setiap bulan, juga ingin mencapai kesuksesan karier. Tapi apa jadinya kalau di kantor Anda tidak ada kejelasan jenjang karier. Semuanya abu-abu.
Misalnya, kalau bekerja sudah 5 tahun, berpeluang naik jabatan. Atau sudah berkontribusi banyak hal untuk perusahaan, termasuk proyek-proyek penting, tapi tidak juga dipromosikan naik jabatan, pangkat, atau gaji. Karena karier di perusahaan tersebut tidak jelas, lebih baik untuk resign.
Jadi alangkah baiknya, pihak perusahaan mampu membuat kebijakan yang mendukung kinerja karyawan. Memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat berkembang, naik jabatan atau pangkat bagi mereka yang berprestasi.
Begitu karyawan tidak nyaman lagi berada di kantornya, bekerja di sebuah perusahaan, mereka pasti akan resign. Ketidaknyamanan ini disebabkan banyak faktor, salah satunya lingkungan kerja sudah tidak kondusif.
Misalnya di antara karyawan terjadi persaingan tidak sehat. Saling menjatuhkan satu sama lain, saling menjilat atau permasalahan lainnya. Jadi jangan heran, kalau banyak karyawan mengajukan resign karena sudah merasa tidak nyaman dengan rekan kerjanya.
Jangan cuma tahunya resign saja. Kalau Anda ingin mengundurkan diri, harus paham juga kewajiban karyawan yang resign.
1. Biasanya berlaku one month notice. Artinya Anda mengajukan resign paling lambat satu bulan sebelumnya
2. Tetap menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sampai selesai selama masa pengunduran diri.
Sementara hak karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, karyawan tidak akan menerima pesangon. Pesangon baru akan diberikan kalau karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK.
Meski biasa terjadi, kalau gelombang karyawan yang resign lebih banyak, tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pihak perusahaan tentu saja kehilangan orang-orang berpengalaman. Sementara pegawai baru perlu belajar dan beradaptasi lagi di lingkungan baru dengan waktu tidak sebentar.
Jika Anda menjadi seorang pemimpin perusahaan atau atasan sebuah tim, Anda perlu tahu berbagai penyebab atau alasan bila banyak karyawan terbaik Anda mengundurkan diri. Pasti ada yang salah, entah itu dari peraturan perusahaan, sikap Anda sebagai bos, maupun manajemen perusahaan.
Hal ini penting ditelusuri oleh perusahaan agar dapat mempertahankan sumber daya manusia supaya tetap loyal dan memberikan kontribusi terbaiknya. Jika tidak, maka Anda akan kehilangan mereka. Oleh karena itu, pahami alasan karyawan resign.
1. Terlalu banyak beban kerja
Karyawan juga manusia, bukan robot. Punya keterbatasan dalam mengerjakan tumpukan tugas, meski sudah dilakukan semaksimal mungkin. Namun terkadang bos tanpa sadar selalu meminta karyawan-karyawan pilihan, terutama yang rajin untuk mengerjakan tugas dan laporan. Malahan pekerjaan orang lain pun ditimpakan ke mereka, sehingga beban kerjanya semakin berat.
Sementara karyawan yang malas dibiarkan saja. Paling-paling hanya diberikan pekerjaan semestinya. Memang sih bos sering beralasan menimpakan banyak pekerjaan kepada karyawan rajin, karena dianggap mampu dikerjakan dengan cepat, tepat, dan benar.
Akan tetapi, di satu sisi, karyawan akan menganggap si bos pilih kasih. Yang rajin ditekan terus dengan beban kerja yang menumpuk. Sedangkan yang malas, santai-santai saja. Padahal gaji dan fasilitas yang diterima sama. Lambat laun, karyawan yang sudah loyal dan rajin pun akhirnya tidak betah dan memutuskan resign.
2. Muncul rasa jenuh
Ketika seseorang sudah bekerja di satu perusahaan dalam jangka waktu lama, misalnya 5 tahun, pasti akan muncul rasa jenuh. Apalagi bila pekerjaan yang dilakoni tidak sesuai dengan passion. Wah itu sih, tidak ada hitungan bulan juga sudah uring-uringan mau resign.
Rasa jenuh dan bosan juga muncul karena melakukan pekerjaan yang monoton. Mengerjakan tugas dan laporan yang sama setiap hari, hanya duduk di depan komputer selama 8 jam. Biasanya jenuh ini, bisa diobati dengan mengambil cuti dan pergi berlibur.
Namun adakalanya, rasa jenuh ini sudah pada level akut. Cuti pun percuma. Tetap saja bawaannya mau resign, mencari tantangan di perusahaan baru. Begitu jenuh dan bosan sudah parah, apalagi sudah mendapat pengganti kerja baru, maka karyawan akan segera mengajukan resign.
3. Visi perusahaan abu-abu, perintah tidak jelas
Alasan lain karyawan resign dari kantornya adalah visi perusahaan yang abu-abu. Artinya tidak jelas arah perusahaan mau dibawa ke mana. Hal ini akan berdampak pada pekerjaan bawahan. Misalnya bos memerintahkan melakukan pekerjaan seperti ini, namun di satu sisi, ada SOP atau aturan perusahaan yang melarang pekerjaan demikian.
Walhasil karyawan yang notabene-nya cuma sebagai bawahan, bingung harus seperti apa. Itu terjadi karena tidak adanya kejelasan dan ketegasan apa sebenarnya tujuan perusahaan. Kalau begini terus, bisa saja satu per satu karyawan resign. Buat apa bertahan, visi perusahaan saja tidak jelas, apalagi masa depan mereka.
4. Kurangnya Apresiasi
Ini mungkin jadi alasan pengunduran diri yang paling juga terjadi. Tidak ada apresiasi dari kantor atas apa yang telah dicapai karyawan. Misalnya ketika karyawan sukses menggolkan proyek besar, tidak ada bonus dari kantor. Alibi perusahaan, karena itu sudah menjadi tanggung jawab dan tugas karyawan tersebut.
Malah terkadang ada bos atau perusahaan yang boro-boro memberikan bonus, ucapan terima kasih saja tidak. Kalau sudah begitu, karyawan merasa tidak dihargai kerja kerasnya. Jadi jangan salahkan karyawan jika nantinya terjadi resign massal.
Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan menerapkan reward and punishment kepada karyawan. Agar yang berkinerja bagus, diganjar dengan penghargaan atau apresiasi. Sedangkan yang kinerjanya buruk, diberikan sanksi atau hukuman.
5. Jenjang karier tidak jelas
Tidak munafik, banyak orang bekerja di sebuah perusahaan selain untuk memperoleh penghasilan tetap setiap bulan, juga ingin mencapai kesuksesan karier. Tapi apa jadinya kalau di kantor Anda tidak ada kejelasan jenjang karier. Semuanya abu-abu.
Misalnya, kalau bekerja sudah 5 tahun, berpeluang naik jabatan. Atau sudah berkontribusi banyak hal untuk perusahaan, termasuk proyek-proyek penting, tapi tidak juga dipromosikan naik jabatan, pangkat, atau gaji. Karena karier di perusahaan tersebut tidak jelas, lebih baik untuk resign.
Jadi alangkah baiknya, pihak perusahaan mampu membuat kebijakan yang mendukung kinerja karyawan. Memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat berkembang, naik jabatan atau pangkat bagi mereka yang berprestasi.
6. Lingkungan kerja sudah tidak kondusif
Begitu karyawan tidak nyaman lagi berada di kantornya, bekerja di sebuah perusahaan, mereka pasti akan resign. Ketidaknyamanan ini disebabkan banyak faktor, salah satunya lingkungan kerja sudah tidak kondusif.
Misalnya di antara karyawan terjadi persaingan tidak sehat. Saling menjatuhkan satu sama lain, saling menjilat atau permasalahan lainnya. Jadi jangan heran, kalau banyak karyawan mengajukan resign karena sudah merasa tidak nyaman dengan rekan kerjanya.
Jangan cuma tahunya resign saja. Kalau Anda ingin mengundurkan diri, harus paham juga kewajiban karyawan yang resign.
1. Biasanya berlaku one month notice. Artinya Anda mengajukan resign paling lambat satu bulan sebelumnya
2. Tetap menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sampai selesai selama masa pengunduran diri.
Sementara hak karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, karyawan tidak akan menerima pesangon. Pesangon baru akan diberikan kalau karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK.
Post A Comment:
0 comments: